Showing posts with label Perjanjian. Show all posts
Showing posts with label Perjanjian. Show all posts

Wednesday, 22 June 2022

Antara Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum


Masih ada kebingungan di antara pedagang yang sah mengenai perbedaan antara PMH dan Wan Prestasi. Bahkan, beberapa kasus diajukan ke PMH oleh Van Prestasi. Apa sebenarnya perbedaan PMH dengan kinerja buruk ini? 

Pertama, mari kita lihat beberapa pendapat ahli:

Yoni A Setyono (Dosen Acara Perdata Universitas Indonesia) berpendapat bahwa penggabungan gugatan PMH dan wanprestasi secara hukum tidak dapat diterima ( Hukumonline, 3 Agustus 2009 ). M. Yahya Harahap menyatakan dalam bukunya yang berjudul "Hukum Acara Perdata" bahwa " adalah salah mencampurkan wanprestasi dengan PMH dalam suatu proses pengadilan". Pendapat kedua ahli tersebut sejalan dengan putusan Mahkamah Kasasi No. SK N. 1875 K/Pdt/1984 (24 April 1986) yang menyatakan: “Perpaduan antara perbuatan melawan hukum dengan perbuatan melawan hukum janji/kelalaian tidak dibenarkan menurut cara yang ditentukan dan diputuskan sendiri-sendiri”.
Yahya Harahap mendefinisikan non-kinerja sebagai kegagalan untuk melakukan kewajiban secara tepat waktu atau tepat. Pihak-pihak yang dirugikan oleh tidak dilaksanakannya kewajiban dapat menuntut pemenuhan perjanjian, pemutusan kontrak atau ganti rugi dari debitur, tetapi tindakan debitur dalam memenuhi kewajibannya terlambat atau tidak cukup, yang merupakan pelanggaran yang nyata. Hak Kreditur. Setiap pelanggaran hak orang lain adalah pelanggaran hukum. Dengan kata lain, standar adalah jenis dan jenis adalah tindakan ilegal.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Asser Ruthen, seorang ahli hukum Belanda, yang berpendapat bahwa tidak ada perbedaan esensial antara perbuatan salah dan wanprestasi. Menurut dia, tidak membayar bukan hanya pelanggaran hak orang lain, tetapi juga pelanggaran hak materiil.

Jadi apa perbedaan utama antara perbuatan melawan hukum dan wanprestasi? Kita dapat dengan mudah melihat persamaan dan perbedaannya. Baik perbuatan melawan hukum maupun kelalaian dapat dituntut ganti rugi.

Sederhananya, persyaratan itu dihasilkan dari kesepakatan . Artinya, untuk mendalilkan kepailitan suatu badan hukum diperlukan persetujuan pendahuluan antara kedua belah pihak, sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 1320 KUH Perdata. Berdasarkan pasal ini, nota kesepahaman dan LoI juga dapat dikenakan risiko gagal bayar jika persyaratan kontraktual yang terkandung dalam pasal tersebut dipatuhi.

Seseorang dikatakan pailit jika melanggar perjanjian yang dibuat dengan pihak lain. Tidak ada default jika tidak ada kesepakatan sebelumnya.

Sedangkan perbuatan melawan hukum timbul karena hukum itu sendiri yang menentukan (Pasal 1352 KUHPerdata Federasi Rusia). Perbuatan melawan hukum timbul semata-mata dari hukum dan bukan dari kesepakatan bersama. Perbuatan melawan hukum adalah akibat perbuatan manusia yang ditentukan oleh undang-undang.

Seseorang telah melakukan perbuatan melawan hukum apabila perbuatannya itu melanggar hak orang lain atau melanggar kewajiban hukum atau kesusilaan. Perbuatan melawan hukum adalah akibat perbuatan seseorang yang sesuai dengan hukum ( legal, legality ) atau tidak sesuai dengan hukum ( illegal, illegal ). Dari sini kita mengetahui apakah bentuk perbuatan melawan hukum itu merupakan bentuk kejahatan ( factum delictum ), kesalahan perdata ( perdata delik ), atau keduanya. Jika terjadi dua kesalahan (tindak pidana dan kesalahan perdata), keduanya dapat dimintai pertanggungjawaban pidana dan perdata sekaligus.

MA Moegni Joyodirjo (dalam perbuatan melawan hukum) berpendapat bahwa sangat penting untuk menilai apakah seseorang akan menuntut ganti rugi karena wanprestasi atau karena perbuatan melawan hukum, karena perbedaannya adalah beban pembuktian, perhitungan ganti rugi dan bentuk kompensasi antara Kegagalan untuk mematuhi dan kesalahan.

Dalam gugatan melawan hukum, penggugat harus membuktikan semua unsur perbuatan melawan hukum dan mampu membuktikan kesalahan debitur. Sedangkan dalam hal terjadi wanprestasi, penggugat cukup menunjukkan adanya wanprestasi atau wanprestasi.

Dalam hal terjadi pelanggaran hukum, penggugat dapat menuntut agar keadaan semula dipulihkan (restitutio in integrum). Namun, aplikasi tidak akan dilakukan jika aplikasi yang dibuat pada dasarnya melanggar kontrak.

Setiawan (Arbiter BANI, Mantan Hakim Agung) melihat perbedaan antara wanprestasi dan wanprestasi hanya karena perbedaan antara undang-undang dan perjanjian adalah bahwa hukum tertulis dapat ditulis dan perjanjian dapat ditulis atau tidak. Hukum berlaku untuk umum, perjanjian berlaku untuk para pihak. Perbuatan melawan hukum adalah apabila melanggar hukum yang berlaku pada Perseroan sedangkan pelanggaran tersebut terjadi dalam kerangka kesepakatan yang berlaku bagi para pihak.

Perbedaan lain tampak dari proses persidangan/penuntutan di pengadilan, dengan adanya wanprestasi suatu persidangan seperti pernyataan kelalaian (pernyataan kesusilaan, kelalaian berbicara, interpellatio, pemenjaraan , jenis perjanjian bahwa debitur akan dianggap lalai tanpa meminta somasi /tuntutan). Hal ini dilakukan oleh yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 186 K/Cip/1959 tanggal 1 Juli 1959, yang menyatakan: jika kontrak secara tegas mengatur bahwa, dengan tidak mengurangi kontrak yang diatur oleh undang-undang, tidak dapat dikatakan bahwa debitur gagal memenuhi kewajibannya, setelah kewajiban itu disampaikan secara tertulis oleh kreditur.

Dalam hal terjadi perbuatan melawan hukum, hak untuk bertindak dapat dilaksanakan tanpa dituntut. Segera setelah perbuatan melawan hukum terjadi, pihak yang dirugikan dapat bertindak langsung pada saat itu ( gugatan, gugatan, gugatan ).

Perbedaan yang nyata juga dapat dilihat dari sifat tuntutan ganti rugi, dimana secara default perhitungan ganti rugi dihitung dari saat kelalaian (pasal yang akan diperoleh jika kesepakatan dipatuhi, dan ganti rugi bunga ( inter ) - > harus rinci dan jelas (Pasal 1246cc).

Sementara itu, dalam hal perbuatan melawan hukum, klaim ganti rugi tidak boleh menunjukkan bentuk kompensasi dan tidak memerlukan perincian (Pasal 1265 KUH Perdata Federasi Rusia). Tuntutan ganti rugi didasarkan pada perhitungan yang objektif dan konkrit, termasuk materil dan moral. Besarnya ganti rugi juga dapat dihitung dalam bentuk pemulihan kondisi semula ( pemulihan kondisi semula, pemulihan kondisi semula, pemulihan kondisi sebelumnya ).

Meskipun permintaan ganti rugi atas perbuatan salah tidak secara khusus disyaratkan, beberapa preseden Pengadilan Kasasi membatasi permintaan pada jumlah dan besarnya ganti rugi, misalnya: ' Jumlah ganti rugi untuk perbuatan salah dipenuhi oleh asas ' Pasal 1372 Kode Sipil Federasi Rusia, berdasarkan penilaian situasi sosial-ekonomi kedua belah pihak. (Putusan Mahkamah Agung No. 196 K/Cip/1974 tanggal 7 Oktober 1976). Juga " pertanyaan tentang jumlah kompensasi pada dasarnya" adalah pertanyaan tentang hak yang tidak dapat dijawab oleh suatu kriteria. (Putusan Mahkamah Agung No. 1226 K/Cip/1977 tanggal 13 April 1978 )

Jadi bagaimana seharusnya keputusan hakim dibuat dalam kasus seperti itu? Idealnya, setelah alasan kumulatif antara wanprestasi dan PMH adalah ex officio, tanpa menunggu pengusiran terdakwa, hakim mengeluarkan keputusan TIDAK ( tidak dinyatakan dapat diterima ) atau menyatakan bahwa permohonan tidak dapat diterima.

Monday, 20 June 2022

Babak Baru Hukum Perparkiran Indonesia

Cerita bermula pada 1 Maret 2000, saat Anne Ar Gultom membeli sebuah Toyota Kijang Super B255 SD milik anaknya Hontas Tambuna di daratan (sekarang Carrefour Plaza Sempaca Mass). Jakarta, dikelola oleh PT. Menunggu Pakatama Indonesia. Baik tiket, kunci mobil, maupun STNK ada di tangan Hontas Tambuna yang sama-sama yakin mobilnya aman. Setelah transaksi selesai, ibu dan anak itu tidak bisa mendapatkan mobil di sana
Titik kembali. Saya mencari di banyak tempat , saya tidak menemukannya. Bagaimana dia bisa kehilangan tiket, kunci, dan plat nomornya sementara mobil ada di tangannya? Ini adalah sesuatu yang tidak bisa mereka terima.
Wanita. Anne R. Gultom dan Hontas Tambuun mencoba mengadukan hilangnya kendaraan tersebut. PT juga meminta. Namun, Securindo Pakatama Indonesia mengatakan pengemudi parkir bertanggung jawab atas hilangnya mobil tersebut. Pemilik parkir memiliki standar yang mengatakan "kami tidak bertanggung jawab atas kehilangan kendaraan". Hal ini sesuai dengan yang tertulis di setiap kartu parkir. “Jika kita berhati-hati, semua tiket parkir akan memiliki kata-kata yang sama, seperti yang dikatakan beberapa orang, 'Kehilangan kendaraan dan barang-barang lainnya bukan tanggung jawab pengelola'," atau "Kehilangan kendaraan dan barang-barang lainnya akan diganti dengan denda parkir. ." "
Wanita. Anne R. Gultom dan Hontas Tambuna menolak. Perkara perdata tersebut disidangkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat selama tahun berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 551 / Pdt.G / 2000 / PN.JKT.PST diajukan. Dalam hal ini, Rp meminta ganti rugi yang cukup besar. 137.000 000 dan tidak berwujud Rp. Pada 100.000.000 poin. Menunggu Pakatama Indonesia. Ketentuan pasal 1366 dan 1367 dan pasal 4 KUHPerdata dan 8 Maret 2000 tentang Perlindungan Konsumen no. 1 1999 oleh PT Securindo Pakatama Indonesia diduga melakukan kejahatan tersebut. Indikator PT Cequindo mengikuti Pasal 36 (2) Indonesia. 1999 di tempat parkir mobil ke-5 di ibukota Jakarta. Peraturan tersebut mencakup klausul pada kartu parkir yang menetapkan bahwa pengelola parkir tidak bertanggung jawab atas kehilangan, kerusakan, kecelakaan atau kehilangan harta benda atau penggunaan tempat parkir oleh pengelola. Artinya, PT. Securindo Pakatama Indonesia tersembunyi di balik tulisan "Kehilangan kendaraan menjadi tanggung jawab pemilik".
Akhirnya pada bulan Juni 2001, majelis hakim memenangkan penggugat (Ny. Ann R. Gultom) dan tergugat (PT. Securindo Pakatama Indonesia) Rp. 60 juta dan tidak realistis Rp. 15 juta. Majelis hakim memenangkan PTP. Securindo Pakatama Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum menurut Pasal 1365 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa "perbuatan melawan hukum yang mempengaruhi orang lain adalah kerugian."
Jika suatu tindakan memenuhi salah satu dari berikut, itu adalah melawan hukum.

  1. Melawan hak orang lain,
  2. Terhadap kewajiban hukumnya,
  3. Dengan menolak kesopanan,
  4. Selain hal-hal penting yang perlu diperhatikan tentang orang atau hal lain dalam hubungan sosial.

Dalam kasus ini, terdakwa melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain. Menurut laporan serbuk sari, aktor itu mengatakan mobilnya rusak. zk. Pada tanggal 1 Maret 2000/170 / K / III / 2000 / detik. Ini adalah bagaimana kain diisi ulang. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ilegal ini juga terkait dengan pihak lain. .
Hakim yang diketuai oleh Presiden Andy Samsan Nganro (sekarang menjadi hakim Mahkamah Agung), memutuskan bahwa ketentuan standar tentang tiket parkir adalah sepihak. Perjanjian ini tidak sah. Pasal 18 pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen melarang penyertaan ketentuan standar seperti dalam kontrak atau rekening parkir. Tergugat (PT. Securindo Pakatama Indonesia) Peraturan Daerah DKI No.. Sebagai Perisai Untuk Menghindari Tanggung Jawab 5 Tahun 1999. Barang standar seperti karcis parkir sangat merugikan kebutuhan pengguna sebelum rapat. Ketika seorang pengemudi memasuki tempat parkir, dia tidak punya pilihan selain berhenti. Sopir segera menerima tawaran itu. Putusan tersebut mencakup penyelesaian dengan menggunakan Pasal 8 Konsumen, Hak Konsumen, dan Perlindungan Konsumen, yang mengacu pada ketentuan baku.
Standar Pasal no. 8 Tentang Perlindungan Konsumen 1999. Pasal 1.1 Undang-Undang tersebut telah dikembangkan oleh masing-masing pihak pada setiap tahap atau standar penawaran dan kondisi dan telah diputuskan oleh korporasi. , Seperti yang dijelaskan. Wajib dan sesuai dengan dokumen dan/atau pengguna. Setiap klausul standar yang ditentukan dalam dokumen atau perjanjian oleh operator operasi akan dianggap tidak dapat diterima. Penjelasan Undang-Undang Perlindungan Konsumen 8 Tahun 1999 Larangan ini menempatkan posisi konsumen pada prinsip kebebasan berkontrak sama dengan pelaku ekonomi.
Di satu sisi, tampak bahwa prinsip kebebasan berkontrak menegaskan keberadaan klausa formal. Tidak ada penyensoran kecuali pihak-pihak yang terlibat setuju, tetapi di sisi lain, prinsip independensi kontraktual tidak adil jika diterapkan pada dua pihak dengan posisi yang tidak seimbang. Pemberlakuan ketentuan Kitab Undang-undang tersebut bertentangan dengan asas-asas Perjanjian yang merupakan salah satu syarat mengikatnya Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata.
Dalam persidangan, majelis hakim Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan bahwa kelalaian dan kelalaian terdakwa (pengurus atau pegawai) tidak dapat dipisahkan darinya. TEPAT. Securindo Pakatama Indonesia). direksi atau staf PT. Selain mengelola tempat parkir yang sepi, Securindo Pakatama Indonesia bertanggung jawab untuk memeriksa semua kendaraan yang melewati tempat parkir. Demikian pula Mahkamah Agung no. 1226 KP / 1997 Disetujui oleh Dewan pada tanggal 13 April 1978, Dewan Pengawas menyatakan bahwa semua tindakan bawahan adalah tanggung jawab majikan. Jika terkait dengan masalah ini, maka staf PT. Securindo Pakatama Indonesia, penyedia layanan parkir, bertanggung jawab atas hierarki tersebut. Oleh karena itu tanggung jawab ini ada pada pihak tergugat yaitu PT. Menunggu Pakatama Indonesia.
Dari ketentuan putusan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaku perdagangan dilarang merumuskan ketentuan baku yang mengalihkan tanggung jawab dari pelaku usaha kepada konsumen. Hal ini diperparah dengan kesalahan PT (PMH). Setelah hilangnya mobil pemilik, Securindo Pakatama Indonesia berusaha untuk menyerahkan tanggung jawab kepada Anne Gultom dan Hontas Tambuna.
Adapun logika yang sama seperti menyewa rumah di tempat parkir, jika salah satu barang berharga kontraktor hilang, pemilik tidak bertanggung jawab atas kerusakan, itu tidak dapat diterima. Parkir tidak dapat dibayar dengan kontrak, tetapi hanya untuk barang yang disimpan. Jika kita melihat Pasal 1714 KUHPerdata, ahli waris harus kembali kepada penyimpan, dan jika tempat parkir disamakan dengan gudang, maka pengelola tempat parkir harus diganti. Jika Anda kehilangan deposit Anda. Pasal 1694 KUHPerdata mengatur bahwa ketika seseorang menerima suatu barang dari orang lain, penerima harus menyimpannya dan mengembalikannya ke bentuk aslinya.
Setelah putusan tersebut, terdakwa (PT. Securindo Pakatama Indonesia) mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi di Jakarta. Di tingkat kasasi, majelis hakim tetap menilai bahwa Pemohon (PT. Securindo Pakatama Indonesia) bertindak melawan hukum karena tidak ingin dimintai pertanggungjawaban atas hilangnya Anny R. Gultom. . . Satu-satunya hal yang diputuskan oleh pengadilan banding adalah jumlah ganti rugi yang harus dibayar. Divisi Banding (PT. Securindo Pakatama Indonesia) Rp. Dia memerintahkan dia untuk membayar. 60 juta per pemohon (Ann R. Gultom). Pemohon tidak setuju dengan salah satu temuan Juri mengenai kompensasi penggugat berdasarkan stres dan trauma penggugat. Pengadilan Banding memutuskan bahwa tidak ada hubungan nyata antara penyakit mental dan stres dan kehilangan mobil. Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa pencabutan permohonan jaminan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat adalah sah dan sah. Pengadilan Tinggi akan mendengarkan semua kasus hukum kecuali jumlah kompensasi.
Selanjutnya Partai Oposisi (PT. Securindo Pakatama Indonesia) mengajukan banding (n. 1246/K/PDT/2003). Terhadap putusan kasasi, namun dengan putusan kasasi, Mahkamah Agung menolak kasasi pemohon (PT. Securindo Packatama Indonesia). Menurut Pengadilan Kasasi, perkara yang dibawa oleh kuasa hukumnya (PT. Securindo Pakatama Indonesia) melampaui batas hukum. Keputusan banding (PT. Securindo Pakatama Indonesia) diumumkan pada tanggal 19 November 2002. Namun, Panitera menerima formulir permohonan dan sidang Kasasi baru digelar pada 12 Desember 2002 (setelah 2 minggu). ). Pengadilan Kasasi berpendapat ini di luar batas hukum.
Jaksa untuk putusan Mahkamah Agung menuduh Pengadilan Pusat Jakarta menunda batas waktu pendaftaran dan mengatakan sudah terlambat untuk mengajukan banding. Perlu diingat bahwa keputusan pengadilan dalam kasus ini hanya didasarkan pada bukti formal. Dicatat dan ditulis, maka ini adalah panduan. Tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa seorang pengacara yang tidak memihak, seorang pengacara dalam kasus ini, tidak bertanggung jawab tanpa bukti apapun di depan pengadilan. Di masa lalu, pernyataan di media ini akhirnya merusak citra lembaga peradilan.
Terdakwa kemudian mengajukan kasasi terakhir pada tahun 2007 terhadap Mahkamah Agung, yang mengajukan kasus ini ke Kepaniteraan untuk 124 PK / 2007. Permohonan uji materil yang artinya ditunda putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta diajukan oleh PT. Asuransi Pakatama Indonesia RP 60 000 000. Pengadilan Tinggi Tingkat Pertama juga sedang mempertimbangkan masalah hukum.
Keputusan dalam hal ini tidak dapat dibatalkan dan mengikat karena telah diambil. Keputusan ini seharusnya menjadi hukum bagi perselisihan antara konsumen dengan penyedia jasa lainnya. Mereka yang tidak menerima keputusan ini dan yang tidak mematuhinya dan Konferensi akan memutuskan dengan undang-undang, para pihak dapat merekomendasikan agar pasal-pasal dan undang-undang yang seimbang dalam keputusan ini dipertimbangkan untuk peninjauan kembali. . Mahkamah Konstitusi.
Tentu saja keputusan ini memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Asosiasi Pengelola Mal Indonesia dan operator parkir lainnya menilai keputusan tersebut tidak adil. Akan tetapi, sudah umum bagi pemenang pengadilan untuk mengatakan bahwa keputusan pengadilan tidak adil dan keputusan yang kalah tidak adil.

Friday, 17 June 2022

Perjanjian Pranikah

Di negara kita yang masih mengekalkan adat ketimuran menjadi isu sensitif apabila salah seorang bakal pasangan ingin memohon akad nikah. Perjanjian pranikah menjadi jarang berlaku; seperti luar biasa, biadap, materialistik, mementingkan diri sendiri, tidak bermoral, tidak mengikut adat resam Timur, dsb. Mengapa perkahwinan dipertimbangkan
Sebagai perkara yang suci, akad nikah tetap dianggap sebagai perkara duniawi yang tidak boleh dibincangkan atau dibincangkan. Kerana jika ini dilakukan, apakah bezanya dengan kontrak biasa antara dua ahli perniagaan?
faham prenup
Perjanjian pranikah atau pranikah ialah perjanjian pranikah yang mewajibkan isteri atau harta setiap pihak untuk membezakan antara harta bakal isteri dan harta bakal suami sekiranya berlaku perceraian atau kematian. salah seorang pasangan.
Perjanjian pranikah biasanya dibuat demi kepentingan setiap pasangan. Memang akad nikah pada mulanya dipilih oleh golongan atasan yang mempunyai harta pusaka yang besar.
Perjanjian Pranikah Agama
Perjanjian pranikah dibenarkan selagi tidak bercanggah dengan undang-undang, agama, tatasusila, nilai moral dan adat resam. Ini menurut perkara 29, perenggan 1, undang-undang no. 1974 berkaitan perkahwinan atau “ Semasa atau sebelum perkahwinan. Difahamkan bahawa kedua-dua pihak boleh mengemukakan perjanjian bertulis melalui perjanjian bersama yang disahkan oleh pejabat pendaftaran, selepas itu kandungan akan diedarkan kepada pihak ketiga yang berminat . Penjelasan pasal 29 undang-undang perkawinan n. 1 Tahun 1975 menyatakan bahawa apa yang diatur dalam perjanjian pasal ini tidak termasuk talak talak.
Bahagian kedua pula menyatakan: Sesuatu perjanjian tidak boleh disahkan sekiranya ia melanggar batas undang-undang agama dan moral. Tambahan pula, pengumpulan undang-undang Islam juga membenarkan akad nikah, seperti yang diperuntukkan dalam Perkara 47 . dalam perkahwinan "
Konsep kontrak perkahwinan awal berasal daripada undang-undang sivil Barat, Kanun Sivil Pro.Walau bagaimanapun, Akta Perkahwinan 1/1974 telah mengubah peruntukan KUH Per (Made in the Holland) mengenai kontrak perkahwinan. Dalam Perkara 139 Kanun Jenayah bagi .. Dalam kesimpulan akad nikah, calon pasangan mempunyai hak untuk merendahkan undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan penyatuan aset, selagi kontrak itu tidak melanggar tatasusila atau ketenteraman awam. , asalkan semua ketentuannya dipatuhi. seperti yang ditunjukkan di bawah, ia dihormati menurut seni berikut.
Sebagai perbandingan, kanun sivil mengehadkan penekanan kontrak perkahwinan kepada komuniti harta sahaja, manakala undang-undang perkahwinan lebih terbuka dan menjanjikan bukan sahaja harta material, tetapi di luarnya, selagi ia tidak bertentangan dengan undang-undang. , agama atau agama. . Akhlak, nilai-nilai akhlak adat Dalam agama, khususnya Islam, disebut AQ Al-Bakarah. 2 Dalam Hadis bahawa setiap mukmin terikat dengan kontraknya. Iaitu jika orang yang beriman telah berjanji untuk menunaikannya. Akad nikah tidak semestinya sah jika akad itu menghalalkan haram halal haram, contohnya akad nikah yang menyatakan jika pasangan meninggal dunia, anak-anak tidak diberkati, pusaka sudah semestinya menjadi miliknya. perempuan. Sedangkan dalam Islam harta lelaki yang mati tanpa anak bukan milik perempuan sepenuhnya, masih ada saudara lelaki atau ibu bapa lelaki yang masih hidup. Nikah mut'ah (nikah kontrak). "Perkahwinan tidak boleh dilakukan untuk perceraian".
Dalam agama Katolik, kontrak perkahwinan adalah perkahwinan di mana seorang lelaki dan wanita yang sudah berkahwin membentuk sebuah konsortium ( consortium totius vitac ), yang pada dasarnya adalah untuk faedah kedua-dua pasangan dan untuk membesarkan anak. Anak lelaki. Bagi agama Hindu, tidak ada undang-undang yang secara khusus mengatur akad nikah, tetapi jelas perjanjian yang bertentangan dengan larangan agama Hindu adalah tidak sah. Malah dalam kes agama Buddha, Akta Perkahwinan (HPAB) yang diluluskan pada 1 Januari 1977 tidak mengandungi sebarang peruntukan dalam akad nikah, bermakna terpulang kepada pihak yang berkenaan sekiranya asal akad tidak sesuai. . Agama Buddha di Indonesia, Undang-undang No. / 1975 Kepentingan awam (Prof. Hilman Hadikusuma, Sh.H., 1990: 60)
kandungan akad nikah
Kandungan akad nikah diteruskan kepada pasangan yang akan datang, dengan syarat ia tidak melanggar ketenteraman awam, moral, undang-undang atau agama. Kenyataan bahwa akad nikah pada hakikatnya merupakan bentuk akad tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Akad KUHP III, sebagaimana tercantum dalam pasal 1338. Para pihak yang berjanji bebas menandatangani akad tersebut selama tidak melanggar akhlak yang baik. perintah dan undang-undang.
Ia biasanya mengandungi penyelesaian kepada masalah yang timbul semasa perkahwinan, antara lain.
1.        Mengenai pembahagian aset. Pembahagian harta yang diterima sebelum nikah ialah apa-apa harta yang diperoleh sebelum nikah atau yang biasa disebut harta pusaka, yang boleh berupa harta pusaka atau derma yang terkandung dalam aset yang sebelumnya dimiliki oleh pasangan.
Pengagihan pendapatan / pendapatan sara hidup semasa perkahwinan atau jika tiada pendapatan kekayaan atau semasa perkahwinan atau sekiranya berlaku perpisahan, perceraian atau kematian. Namun, untuk berkongsi pendapatan, para pihak tidak boleh melupakan hak dan kewajipan suami sebagai ketua rumah tangga, sebagaimana yang dikehendaki oleh perkara 48 1 1 hukum syarak. Suami penuhi keperluan RT. Perkara 2 berbunyi: "Jika akad nikah tidak menepati peruntukan nombor 1, dalam apa jua keadaan diandaikan bahawa terdapat pembahagian harta atau pembahagian harta bersama, dengan kewajipan lelaki dan wanita menanggung kos keperluan RT." Bagi keluarga, isteri boleh membantu suami menampung perbelanjaan harian yang boleh dipersetujui dalam akad nikah. Atau anda ingin membahagikan aset sebagai sebahagian daripada prosiding perceraian, anda boleh bersetuju dengan pembahagian aset.
2.        Pembahagian harta termasuk pembahagian hutang, supaya persoalan kesalahan juga boleh dipersetujui dalam kontrak pranatal, yang kekal dengan pihak yang bertanggungjawab atau bertanggungjawab ke atasnya. Ini adalah hutang yang timbul sebelum perkahwinan, semasa perkahwinan, selepas perceraian dan juga kematian.
3.        Tanpa mengehadkan dirinya kepada isu kewangan, kandungan pranikah boleh merangkumi isu yang boleh membawa kepada potensi masalah semasa perkahwinan, termasuk hak dan tanggungjawab pasangan di tempat kerja, serta pihak-pihak. Di bawah perundangan keganasan rumah tangga, tiada campuran pendapatan dan aset, sama ada semasa perkahwinan mahupun dalam kes perceraian, perceraian atau kematian, mahupun dalam kes elaun warisan. - Kewajipan anak yang dilahirkan semasa perkahwinan boleh digariskan dalam akad nikah, baik untuk perbelanjaan harian mahupun untuk pendidikan. Walaupun pada dasarnya semua ibu bapa bertanggungjawab terhadap pendidikan, kesihatan dan perkembangan anak-anak mereka, isteri juga mempunyai tanggungjawab, yang boleh dipersetujui bersama untuk kepentingan anak.
4.        Juga dalam akad nikah boleh dipersetujui bahawa pihak poligami bersetuju mengenai tempat tinggal, pada masa peralihan, mengenai pembayaran RT untuk wanita untuk perkahwinan (pasal 52 IHH).
Pihak-pihak tidak boleh memasukkan dalam akad nikah klausa yang menentukan kewarganegaraan atau anak yang dilahirkan mewarisi kewarganegaraan bapa atau ibu, kerana ini bertentangan dengan undang-undang atau undang-undang n. 62 tahun 1968 tentang kewarganegaraan, yang mengatur: prinsip ius sanguinis: anak mewarisi kewarganegaraan pasangan.
Hakikat akad nikah ialah perkara-perkara yang disebutkan di dalamnya tidak bertentangan dengan ketenteraman awam, kesusilaan, undang-undang atau agama, sebagaimana yang dinyatakan dalam butir 1 di atas, akad dibuat secara sukarela dan tanpa kewajipan dengan persetujuan kedua-dua bahagian. Sekiranya berlaku pelanggaran atau tidak memenuhi kandungan akad nikah ini, mana-mana pihak boleh meminta cerai daripada PV atau PN tempatan. Biasanya konsep asas akad nikah sudah ada dalam semua notari, terpulang kepada setiap bakal pasangan untuk menambah: atau membatalkan? Notari meneliti semua bukti yang membenarkan kandungan kontrak, seperti B. Bukti pemilikan harta milik salah satu pihak untuk memastikan kandungan akad nikah adalah benar. Kontrak itu ditandatangani oleh bakal isteri, bakal suami, notari: dua saksi.
penamatan akad nikah
Akad nikah boleh ditamatkan asalkan atas persetujuan kedua-dua belah pihak. Seperti yang dikehendaki oleh Perkara 29 (4) Akta Perkahwinan. " Selagi perkahwinan itu wujud, kontrak itu tidak boleh diubah melainkan kedua-dua pihak telah mencapai persetujuan perubahan, pertukaran itu tidak akan memudaratkan mana-mana pihak ketiga ."
Perkara yang sama dinyatakan dalam perkara 2 artikel 50 ISC. " Akad nikah boleh dibubarkan dengan persetujuan bersama antara suami dan isteri, ia mesti didaftarkan di pejabat pendaftaran perkahwinan di mana perkahwinan itu dilangsungkan." orang ketiga (art.50 5 IHI).
Pemadaman selepas pendaftaran adalah wajib bagi pasangan, tetapi pemadaman baharu adalah wajib bagi pihak ketiga kerana tarikh pendaftaran diumumkan oleh pasangan dalam akhbar tempatan (Perkara 50, IHI 3). Jika pengisytiharan tidak dibuat dalam tempoh 6 (enam) bulan, pendaftaran sijil sebagai batal secara automatik dibatalkan dan tidak diperlukan untuk pihak ketiga (artikel 50, perenggan 4).
Kaedah pembatalan akad nikah juga mematuhi peruntukan artikel 1338 kanun jenayah yang hanya boleh dibatalkan dengan persetujuan kedua-dua pihak. Akad nikah ini sah kerana perkahwinan itu dilakukan (Mazmur 29:3, Perkahwinan)
Faedah sebelum berkahwin
Antara faedah untuk bakal pengantin khususnya wanita ialah:
1.        Sekiranya berlaku penceraian, akad nikah ini memudahkan pembahagian harta yang dipercepatkan, kerana sudah pasti harta masing-masing akan dikongsi secara jelas sebagai suami isteri, tanpa proses rumit seperti kes penceraian.
2.        Harta, pusaka, pusaka atau derma yang diterima oleh isteri sebelum berkahwin tidak terkeliru dengan harta pusaka suami. Ketahui betapa bertuahnya wanita itu.
3.        Dengan membahagikan hutang, menjadi jelas siapa yang berhutang, menjadi jelas siapa yang bertanggungjawab terhadap hutang tersebut. Kanak-kanak Untuk melindungi wanita, wanita boleh menunjukkan hubungan sebelum berkahwin, bukan wanita.
4.        Wanita bebas daripada keganasan dalam RT, baik fizikal dan psikologi, contohnya, wanita boleh mengembangkan keupayaan mereka untuk bekerja, belajar lebih lanjut, dsb. Disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam perhubungan antara seorang lelaki dan seorang wanita, tidak jarang seorang pasangan melayan yang lain dengan cara yang dominan ini menyebabkan dia dihalang daripada menyatakan perasaan tunduknya.
5.        Seorang wanita yang ingin menubuhkan PT boleh bekerja dengan suaminya kerana dia tidak mempunyai harta atau bidang yang diminati selain orang terdekat yang lain.
Perjanjian pranikah tidaklah seteruk yang kita sangkakan kerana jika kita boleh melangkah setapak lagi, ternyata pagi itu khususnya memberi banyak manfaat kepada pasangan yang memerlukan terutama anak-anak. Apabila akad nikah dilangsungkan, masing-masing pihak terbuka kepada satu sama lain untuk tujuan akad nikah dan berkongsi perasaan tentang keinginan untuk menetap bersama tanpa menyembunyikan apa-apa, supaya tidak menyakiti perasaan kedua-dua pihak. Ia berlaku kerana mereka sudah mengenali antara satu sama lain, bersetuju dan mahu hidup dengan syarat perjanjian.

Tuesday, 31 May 2022

Beberapa Permasalahan Perkawinan Campuran Antara WNI & WNA: Tentang Hak Asuh Anak & Harta Bersama (part 2)

Akibat Perceraian: Hak Ibu Bapa untuk Anak-anak Berlainan Warganegara

Sebelum diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 20016, perkawinan campur di Indonesia telah diatur oleh Undang-undang Kewarganegaraan No. 62 Tahun 1958. Undang-undang tersebut mewajibkan Indonesia berpegang kepada prinsip patriarki darah, iaitu anak luar nikah secara automatik diberikan kewarganegaraan. ikut ayah awak. . Bagi kewarganegaraan seseorang warganegara pula, menjadi warganegara hanya boleh dilakukan selepas kanak-kanak itu mencapai umur 18 tahun.

Setelah berlakunya Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia No. 12 Tahun 2006, anak yang lahir setelah bulan Agustus 2006 secara otomatis diberikan kewarganegaraan ganda. Pada usia 18 tahun (dengan tempoh tangguh sehingga 3 tahun), kanak-kanak mesti memilih kewarganegaraan negara pilihannya.
Apabila terjadi perceraian, ibu dapat mengubah kewarganegaraan anak sesuai dengan ketentuan Pasal 29 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menjamin kesejahteraan setiap warga negara. , termasuk perlindungan hak asasi manusia dan hak kanak-kanak.


Namun, jika anak tersebut lahir sebelum berlakunya Undang-undang Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006, anak tersebut harus terlebih dahulu didaftarkan dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

Lebih baik pasangan yang bercerai memutuskan untuk bercerai selepas berkahwin dari segi harta bersama, hak penjagaan anak dan kewarganegaraan anak serta pihak-pihak supaya tidak timbul masalah di kemudian hari.

Pembahagian harta bersama akibat penceraian daripada perkahwinan campur

Di samping isu hak dan tanggungjawab dalam perkahwinan, isu harta adalah satu lagi isu yang boleh membawa kepada perselisihan dan perselisihan faham. Nass No 1 tahun 1974 menyatakan bahawa harta yang diperoleh semasa perkahwinan menjadi harta bersama (Pasal 35), harta setiap pasangan dan harta yang diterima daripada setiap pasangan sebagai hadiah atau warisan, jika tidak berbeza, kawalan setiap pasangan adalah. di bawah. . Setuju. (Perkara 36).

Semasa perkahwinan, harta bersama adalah di bawah kawalan suami dan isteri, dan suami isteri boleh melupuskan harta bersama hanya dengan persetujuan antara pihak-pihak (Pasal 36 Undang-undang No. 1 Tahun 1974). Sekiranya berlaku perceraian, pemilikan bersama dikawal oleh undang-undang kedua-dua pihak (Perkara 37). Setiap undang-undang di sini adalah undang-undang yang berbeza yang masih berlaku di Indonesia.

Menurut perjanjian yang dibuat antara suami dan isteri sebelum pelaksanaan perbuatan hukum atas harta bersama, suami isteri harus mempunyai kuasa untuk melupuskan sepenuhnya harta utama mereka untuk melakukan perbuatan hukum atas harta utama. Walau bagaimanapun, pasangan boleh pulang ke rumah dengan kontrak pranikah (kontrak perkahwinan) yang dibuat sebelum atau semasa perkahwinan untuk melanggar undang-undang.

Akad nikah adalah penting untuk menjangkakan masalah yang mungkin timbul sekiranya berlaku penceraian, seperti perkahwinan campur yang melibatkan unsur asing.

Kehadiran unsur luar dalam pertikaian material (harta bersama) yang timbul daripada Akta Perceraian Kebangsaan WNI-WNA adalah bercanggah langsung dengan peraturan Undang-undang Sivil Antarabangsa (HPI).

Apabila membincangkan objek dan hak harta dalam HPI, akan sentiasa ada masalah HPI yang berbeza, bermula dengan pemisahan harta tanah, harta ketara dan tidak ketara, kerana sistem undang-undang yang berbeza mentakrifkan piawaian dan klasifikasi objek yang berbeza. Berbeza.
Oleh itu, soalan penting dalam HPI bergantung pada undang-undang yang mengklasifikasikan jenis objek.

1. Keadaan badan yang bergerak
Beberapa prinsip HPI untuk menentukan kedudukan objek bergerak menyatakan bahawa , antara lain, kedudukan objek bergerak ditentukan berdasarkan:
a. Undang-undang tempat di mana pemilik sah sesuatu (Bester atau Aignar) adalah warganegara ( prinsip negara)
B. Undang-undang tempat kediaman benefisiari ke atas harta tersebut (berdasarkan tempat kediaman)
c. Undang-undang mengenai lokasi objek (laman web Lex)
Dalam perenggan 2 dan 3, ia berdasarkan prinsip undang-undang lain, prinsip mobiliti sebagai seorang ( keadaan objek bergerak yang diikuti oleh seseorang ).
2. Keadaan objek adalah stabil
Prinsip HPI yang diterima umum ialah keadaan objek pegun ditentukan oleh hukum lex rei sitae / lex tempat atau lokasi objek. Prinsip ini telah diterima pakai di Indonesia seperti yang ditetapkan dalam Perkara 17A B.
Pasal 21 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Asas Pertanian dapat juga diubah menjadi berbunyi sebagai berikut: sebelum perkahwinan, serta selepas berkuatkuasanya undang-undang ini, warganegara yang mempunyai hak harta dan kehilangan kewarganegaraan mereka mesti meninggalkan hak ini dalam tempoh satu tahun selepas pemerolehan atau kehilangan kewarganegaraan. Jika hak pemilikan tidak dikeluarkan selepas tempoh ini. , hilang hak dan hak kerana tanah itu milik negara, dengan syarat hak gadai janji lain diteruskan.
3. Keadaan barang tidak ketara
Item yang diklasifikasikan sebagai tidak ketara biasanya termasuk penghutang, hak harta industri atau hak harta intelek. Asas HPI berkaitan dengan usaha untuk menentukan keadaan sejumlah besar aset tidak ketara , termasuk:
a. Status pemiutang atau pemilik hak harta adalah kewarganegaraan atau tempat kediaman (kerakyatan atau hak bermastautin)
B. Dalam kes tuntutan harta (bidang kuasa langsung)
c. Sistem perundangan dipilih oleh pihak-pihak dalam perjanjian mengenai isu-isu ini (pilihan undang-undang)
dr .. mempunyai sambungan sebenar dan material dengan urus niaga berkenaan ( sambungan paling material).
e. Sambungan yang paling jelas nampaknya ialah pihak yang mempunyai prestasi untuk menyelesaikan isu yang dipersoalkan

Dalam kes ini, terdapat perbezaan dalam memahami sifat undang-undang sebenar harta perkahwinan antarabangsa dan undang-undang yang harus digunakan jika pihak-pihak tidak menentukan syarat perkahwinan. Terdapat 3 aliran yang perlu difahami iaitu:
Hak untuk harta keluarga tidak boleh dialih, dan oleh itu institusi kepunyaan negara berperlembagaan . Terdapat perbezaan antara hartanah dan hartanah . Hartanah menggunakan Lex Rei Sitae, undang-undang tanah untuk hartanah terpakai, dan hartanah dikawal oleh Akta Perumahan Pengantin.
2. Buktikan bahawa hak milik pasangan meliputi kawasan status sivil. Oleh itu, dia menggunakan sistem kesatuan dan bukannya undang-undang yang mengawal hak harta perkahwinan, tanpa membezakan antara benda bergerak dan tidak bergerak .
3. Membuktikan bahawa hak milik ialah akad antara pasangan pengantin, di mana kehendak pihak-pihak menentukan hukum mana yang akan digunakan (Lili Rasjidi, 1982: 67-68).

Dalam perundangan, harta sepencarian meliputi status sivil, dan hari ini banyak negara menerima bahawa harta sepencarian meliputi status sivil.

Walau bagaimanapun, apabila HPI merujuk kepada Konvensyen Hague mengenai Harta Perkahwinan (23 Oktober 1976), diputuskan bahawa pertama sekali lelaki dan wanita harus diberi kebebasan untuk memilih undang-undang yang mungkin terpakai kepada rejim harta perkahwinan. Jika mereka tidak memanfaatkan peluang ini, undang-undang negara di mana pasangan pertama tinggal selepas perkahwinan terpakai. (Bakri, Rahman dan Ahmed Skarja, 1981: 85-89).

Jelas daripada penjelasan di atas bahawa prinsip Lex Rei Sitae terpakai kepada hartanah, iaitu undang-undang yang dikenakan ke atas objek, bergantung kepada lokasi objek. Jika keputusan dibuat untuk membahagikan harta bersama di Indonesia, ia hanya terpakai kepada harta bersama yang terletak di Indonesia. Jika subjek pelaksanaan harta bersama di luar negeri diputuskan oleh pengadilan Indonesia, keputusan ini tidak dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan hak milik bersama, karena ruang lingkup hukum Indonesia hanya berlaku untuk wilayah berdaulat Indonesia.

Di negara lain, terdapat beberapa hujah untuk kesahihan keputusan mahkamah:
1 - Hakikat bahawa keputusan asing (mahkamah asing) tidak mempunyai kuasa mengikat khas mengenai subjek pertikaian di Indonesia (Pitlo, bukti Daluarsa) memperincikan perkara berikut:
a. Terdapat juga hukuman yang tidak diiktiraf dan tidak wajib dalam keputusan hakim asing itu .
B. Perlu diakui bahawa keputusan hakim asing, termasuk bantahan, adalah mengikat.
c. Keputusan hakim asing mungkin mengikat berdasarkan peruntukan berdasarkan perjanjian dua hala atau pelbagai hala dan mesti mengikut prinsip pengembalian.
2- Artikel 436 RV menyatakan bahawa "mahkamah Indonesia tidak boleh menguatkuasakan keputusan mahkamah asing." Artikel ini tidak membezakan antara penolakan tuntutan dengan generalisasi sama ada keputusan hakim asing mengekalkan sabitan atau sama ada penghakiman asing tidak boleh dikuatkuasakan oleh mahkamah Indonesia . Walaupun Perkara 6 UU No. 1 tahun 1951 dianggap tidak sah, dengan ketiadaan peraturan sedemikian dalam HIR dan RBG, peruntukan § 436 RV dirujuk mengikut prinsip keberkesanan .


§ 436 Menurut kedudukan editor RV, keputusan hakim asing tidak boleh dilaksanakan di negara kita melainkan ada undang-undang khas yang mengawalnya, kecuali dalam dua kes:
1 - Keputusan hakim asing dalam pengiraan dan pengedaran barang yang berlanggar dengan kapal awam mengikut Perkara 724 Kanun Tatacara Sivil
2- Wujudnya perjanjian dua hala atau multilateral antara Indonesia dan negara berdasarkan prinsip penggandaan (Yahya Harhab, 2005: 716)

Menurut peraturan dan prinsip undang-undang di atas, keputusan pembahagian harta di luar negara atau keputusan hakim asing adalah tidak mengikat dan tidak boleh dikuatkuasakan oleh mahkamah Indonesia, walaupun orang yang membuat keputusan asing itu. tuntutan baru. Keputusan hanya berfungsi sebagai bukti (§ 436 perenggan 2 RV)

Oleh itu, perceraian untuk perkahwinan harta campuran boleh dikuatkuasakan secara langsung di mahkamah bidang kuasa tetap Indonesia jika harta bersama terletak di Indonesia, dan untuk harta asing, pemohon (pasangan) mesti memfailkan tuntutan mahkamah di luar negara. harta di setiap negara.

penutup

Di Indonesia, perkawinan antara warga negara berlaku baik atas hak untuk menikah maupun kepada warga negara, karena transaksi hukum yang melibatkan unsur asing diatur oleh hukum tempat terjadinya transaksi hukum (locus regit actum).

2. Perkahwinan yang dimuktamadkan oleh warganegara atau antara warganegara di luar negara hendaklah dilangsungkan di tempat perkahwinan (lex loci celebrationis) mengikut Undang-undang Perkahwinan, dengan syarat warganegara itu tidak melanggar peruntukan Undang-undang Perkahwinan (16 EU) atau melepaskan haknya. status. kewarganegaraan Indonesia. Perkahwinan itu hendaklah didaftarkan oleh pihak berkuasa negara yang berwenang dan diberitahu kepada wakil Republik Indonesia dan institusi perkahwinan di tempat kediaman mereka, serta selewat-lewatnya 30 hari selepas tiba di Indonesia. . (Undang-undang No. 23 Tahun 2006).

3. Keputusan cerai yang dikeluarkan dari luar negara tidak mengikat dan tidak dianggap sebagai bukti sah pembubaran perkahwinan, dan status sah mereka sebagai suami isteri terus berlaku selama yang berkenaan tidak mempunyai surat cerai. Sijil cerai kekal sebagai satu-satunya bukti perceraian yang boleh dipercayai di Jerman atau di luar negara.

4. Kanak-kanak yang dilahirkan dalam perkahwinan campur (sehingga Ogos 2006) diberikan dua kewarganegaraan. Selepas umur 18 tahun (dengan tempoh tangguh sehingga 3 tahun), kanak-kanak mesti memilih kewarganegaraan negara pilihannya (Undang-undang No. 12 Tahun 2006). Anak hasil perkawinan campur yang lahir sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 harus diberitahukan terlebih dahulu kepada pihak yang berwenang untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia.

5. Dalam kes perkahwinan campur, penzina perkahwinan campur mempunyai hak untuk menerima separuh daripada nilai harta bersama WNI dan WNA, melainkan ditentukan sebaliknya oleh akad nikah. Akad nikah adalah satu-satunya cara untuk mengelakkan gangguan harta, supaya harta masing-masing tetap menjadi milik setiap orang.

6. Undang-undang pembahagian harta bersama dalam perkahwinan sekiranya berlaku penceraian daripada perkahwinan campur Iaitu: Di satu pihak, akad nikah memberi kebebasan kepada pasangan untuk memutuskan sendiri undang-undang yang akan dikenakan ke atas harta sepencarian. . Sekiranya kontrak perkahwinan tidak dimeterai, undang-undang domestik negara tempat kediaman harian pasangan ditentukan hendaklah terpakai. Berhubung dengan harta alih, undang-undang tempat lokasi pembawa harta itu hendaklah digunakan, dan berhubung dengan harta tak alih, undang-undang tempat lokasi tempat tetap hendaklah digunakan. Sekiranya harta itu terletak di luar negara, kes itu mesti diputuskan oleh mahkamah di negara tempat harta itu terletak, kerana mahkamah di Indonesia tidak mempunyai kuasa untuk berbuat demikian.

Pengaruh Kesehatan Mental

Dampak kesehatan mental pada dunia kehidupan Ketenangan hidup (ketenangan atau kebahagiaan batin) tidak hanya bergantung pada kondisi sos...